megaofficial.top – Pemain Liga Inggris menghadapi kesulitan besar untuk memenangkan Ballon d’Or, penghargaan individu paling bergengsi di sepak bola. Susahnya Pemain Liga Inggris Menangi Ballon d’Or terlihat dari dominasi pemain La Liga dan faktor penilaian yang kompleks. Untuk itu, artikel ini membahas sejarah minimnya pemenang dari Premier League, faktor penyebab, performa pemain top, kontroversi voting, dan peluang masa depan, dengan fokus pada musim 2024/25 hingga September 2025.
Sejarah Minim di Pemain Liga Inggris Ballon d’Or 2025
Hanya enam pemain Liga Inggris yang pernah memenangkan Ballon d’Or sejak 1956: Stanley Matthews (1956), Bobby Charlton (1966), Kevin Keegan (1978, 1979), Michael Owen (2001), Cristiano Ronaldo (2008), dan Rodri (2024). Selain itu, dari 69 edisi Ballon d’Or hingga 2025, hanya tujuh kemenangan berasal dari Premier League, dibandingkan 24 kemenangan La Liga. Untuk itu, dominasi Barcelona dan Real Madrid, dengan 12 kemenangan masing-masing, menunjukkan kesenjangan. Meski begitu, Liga Inggris dikenal sebagai liga paling kompetitif. Oleh karena itu, minimnya pemenang Ballon d’Or menimbulkan pertanyaan. Dengan demikian, Susahnya Pemain Liga Inggris Menangi Ballon d’Or mencerminkan tantangan historis.
Menurut CNN Indonesia (web:0), hanya Cristiano Ronaldo (2008) dan Michael Owen (2001) memenangkan Ballon d’Or saat berkarier di Premier League sejak 1992.
Faktor Penyebab di Tantangan Ballon d’Or Liga Inggris
Beberapa faktor menyebabkan sulitnya pemain Liga Inggris menang. Pertama, penilaian Ballon d’Or mengutamakan trofi tim, terutama Liga Champions. Selain itu, La Liga sering mendominasi kompetisi Eropa, dengan Real Madrid dan Barcelona memenangkan 12 dari 20 gelar UCL sejak 2005. Untuk itu, pemain seperti Lionel Messi (8 Ballon d’Or) dan Cristiano Ronaldo (5 Ballon d’Or) diuntungkan oleh kesuksesan klub Spanyol. Meski begitu, Liga Inggris memiliki intensitas tinggi yang menyulitkan pemain menonjol secara individu. Oleh karena itu, voting oleh 180 jurnalis dari 100 negara FIFA cenderung memihak pemain dari liga dengan sorotan media lebih besar. Dengan demikian, faktor ini menghambat bintang Premier League.
Postingan di X dari @premierleague (22 Sep 2025) menyebut Rodri, Ronaldo, dan Owen sebagai satu-satunya pemenang Ballon d’Or dari Liga Inggris (post:3).
Performa Pemain Top di Pemain Liga Inggris Ballon d’Or 2025
Musim 2024/25 menampilkan bintang seperti Erling Haaland, Cole Palmer, dan Mohamed Salah, namun hanya Rodri dari Manchester City yang memenangkan Ballon d’Or 2024. Haaland, dengan 52 gol musim lalu, hanya finis ke-26 di Ballon d’Or 2025, menurut Tirto.id (web:14). Selain itu, Palmer (22 gol, 11 assist) dan Salah (20 gol, 14 assist) gagal masuk 10 besar. Untuk itu, performa individu luar biasa sering kalah dari pencapaian tim di Liga Champions, seperti Ousmane Dembele (PSG) yang menang pada 2025 berkat quadruple. Meski begitu, Rodri membuktikan pemain Liga Inggris bisa bersaing. Oleh karena itu, konsistensi dan trofi tim jadi kunci. Dengan demikian, peluang pemain seperti Phil Foden atau Bukayo Saka tetap terbuka.
Bola.net (web:2) mencatat Virgil van Dijk sebagai satu-satunya pemain Liga Inggris di tiga besar Ballon d’Or (2019) sejak Ronaldo pada 2008.
Kontroversi Voting di Tantangan Ballon d’Or Liga Inggris
Voting Ballon d’Or sering memicu kontroversi. Pada 2013, Franck Ribery (Bayern Munich) kalah dari Cristiano Ronaldo meski meraih treble. Selain itu, pada 2019, Virgil van Dijk kalah dari Messi, meski membawa Liverpool juara Liga Champions. Untuk itu, kriteria penilaian, seperti performa individu, trofi tim, dan fair play, sering dianggap bias. Meski begitu, perubahan aturan pada 2022, yang fokus pada performa musiman (Agustus-Juli), memberi peluang lebih adil. Oleh karena itu, kurangnya sorotan media pada Liga Inggris di panggung global jadi faktor tambahan. Dengan demikian, Susahnya Pemain Liga Inggris Menangi Ballon d’Or terkait erat dengan dinamika voting.
Tirto.id (web:16) menyebut Ballon d’Or 2023 kontroversial karena Haaland, dengan 53 gol dan treble, kalah dari Messi yang unggul di Piala Dunia.
Peluang Masa Depan di Pemain Liga Inggris Ballon d’Or 2025
Pemain muda seperti Phil Foden, Bukayo Saka, dan Cole Palmer punya potensi besar. Selain itu, kesuksesan klub seperti Manchester City, Liverpool, atau Arsenal di Liga Champions bisa meningkatkan peluang. Untuk itu, Foden, yang meraih PFA Player of the Year 2024/25, jadi kandidat kuat jika City mendominasi Eropa. Meski begitu, tantangan tetap ada karena rivalitas dengan bintang seperti Kylian Mbappe atau Lamine Yamal. Oleh karena itu, klub Liga Inggris harus fokus pada kesuksesan kontinental. Dengan demikian, peluang Ballon d’Or bagi pemain Premier League akan meningkat.
Libero.id (web:11) memprediksi Foden dan Saka sebagai kandidat potensial Ballon d’Or masa depan berkat performa dan usia muda mereka.
Latar Belakang dan Konteks
Ballon d’Or, yang diselenggarakan France Football sejak 1956, awalnya hanya untuk pemain Eropa, lalu terbuka global pada 2007. Selain itu, voting oleh jurnalis dari 100 negara FIFA membuat penghargaan ini bergengsi namun subjektif. Untuk itu, dominasi La Liga, dengan 24 kemenangan, mencerminkan fokus pada trofi Eropa. Meski begitu, Liga Inggris tetap kompetitif, dengan tujuh klub di 10 besar UEFA Club Rankings 2025. Oleh karena itu, kesuksesan di Liga Champions jadi kunci.
Tantangan dan Solusi
Tantangan utama adalah dominasi klub Spanyol di Eropa dan bias voting terhadap pemain serang. Selain itu, intensitas Liga Inggris sering mengurangi sorotan individu. Untuk itu, klub harus memprioritaskan Liga Champions, dan pemain perlu performa konsisten seperti Rodri (2024). Meski begitu, kurangnya narasi media global untuk pemain Liga Inggris jadi hambatan. Oleh karena itu, promosi lebih agresif oleh klub dan FA bisa membantu.
Kesimpulan
Susahnya Pemain Liga Inggris Menangi Ballon d’Or terlihat dari minimnya pemenang (hanya 6 sejak 1956) dan dominasi La Liga. Faktor seperti fokus pada Liga Champions, bias voting, dan intensitas liga jadi penyebab. Untuk itu, pemain seperti Foden, Saka, atau Palmer perlu trofi Eropa untuk bersaing. Meski begitu, Rodri membuktikan peluang tetap ada. Dengan demikian, kesuksesan klub di Eropa akan membuka jalan bagi bintang Liga Inggris. Pantau musim 2025/26 untuk peluang baru!