megaofficial.top – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di bawah Menteri Erick Thohir mengumumkan Penyederhanaan Regulasi Olahraga pada 23 September 2025, dengan mencabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 dan memangkas 191 regulasi menjadi 20. Langkah ini dapat dukungan pengamat seperti Rektor Unesa, Nurhasan, dan Ketua DPD RI, LaNyalla. Artikel ini mengulas alasan penyederhanaan, dampaknya, respons stakeholders, tantangan, dan prospek olahraga nasional, berdasarkan data per 27 September 2025, 07:58 WIB.
Alasan Penyederhanaan Regulasi Olahraga Nasional
Kemenpora cabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 setelah polemik soal intervensi pemerintah ke federasi olahraga, menurut Media Indonesia lihat rincian. Selain itu, 191 regulasi sejak 2009 dinilai rumit dan tumpang tindih. Untuk itu, Erick Thohir terapkan pendekatan Omnibus Law, menyederhanakan ke empat klaster. Meski begitu, konsultasi dengan Kemenkumham diperlukan. Oleh karena itu, Penyederhanaan Regulasi Olahraga dukung tata kelola yang efisien. Dengan demikian, kebijakan ini sejalan dengan RPJMN 2025–2029.
Dampak pada Ekosistem Olahraga Nasional
Penyederhanaan regulasi perkuat ekosistem olahraga pendidikan, prestasi, dan masyarakat, menurut TIMES Indonesia lihat detail. Selain itu, regulasi baru mudahkan federasi seperti PSSI dan KONI kelola anggaran. Untuk itu, fokus pada cabang olahraga potensial seperti bulutangkis dan panjat tebing tingkatkan peluang medali SEA Games 2025. Meski begitu, efisiensi anggaran Kemenpora (Rp1,3 triliun dari Rp2,3 triliun) jadi tantangan, menurut Tirto lihat wawasan. Oleh karena itu, sinergi dengan swasta krusial. Dengan demikian, kebijakan ini dorong prestasi global.
Respons Pengamat dan Stakeholders
Rektor Unesa, Nurhasan, sebut Penyederhanaan Regulasi Olahraga sebagai terobosan strategis, menurut TIMES Indonesia lihat detail. Selain itu, LaNyalla, Ketua DPD RI, apresiasi respons cepat Erick Thohir, menurut Kilas Sulawesi lihat detail. Untuk itu, KONI dan KOI sambut baik keterlibatan stakeholders. Meski begitu, postingan X soroti risiko politik dalam olahraga [post:6]. Oleh karena itu, independensi federasi harus dijaga. Dengan demikian, dukungan pengamat perkuat legitimasi kebijakan.
Tantangan Implementasi Regulasi Baru
Efisiensi anggaran Kemenpora berdampak pada pelatnas, dengan seleksi ketat untuk SEA Games 2025, menurut Tirto lihat wawasan. Selain itu, sinergi antar-stakeholders seperti KONI dan swasta butuh koordinasi intensif. Untuk itu, Kemenpora bentuk tim bersama Kemenkumham untuk susun 20 regulasi baru. Meski begitu, resistensi dari federasi kecil bisa muncul. Oleh karena itu, komunikasi transparan jadi kunci. Dengan demikian, implementasi regulasi harus adaptif dan inklusif.
Prospek Olahraga Nasional 2025
Kemenpora targetkan prestasi di SEA Games 2025 dan Olimpiade 2028 melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), menurut Media Indonesia lihat rincian. Selain itu, regulasi baru dukung industri olahraga lokal seperti Ortuseight, menurut Kemenpora baca juga: Industri Olahraga Indonesia 2025. Untuk itu, event seperti Patriot Run 2025 promosikan produk lokal. Meski begitu, pendanaan swasta perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, olahraga jadi pilar ekonomi dan persatuan. Dengan demikian, Penyederhanaan Regulasi Olahraga wujudkan visi global.
Kesimpulan
Hebat! Pengamat Dukung Penyederhanaan Regulasi Olahraga oleh Kemenpora ciptakan tata kelola yang efisien dan inklusif. Selain itu, pencabutan Permenpora 14/2024 dan pemangkasan 191 regulasi jadi langkah strategis. Untuk itu, sinergi dengan KONI, KOI, dan swasta perkuat ekosistem olahraga. Meski begitu, efisiensi anggaran dan koordinasi jadi tantangan. Dengan demikian, Penyederhanaan Regulasi Olahraga dorong prestasi dan ekonomi nasional.